Pengertian Pemuliaan Ternak
Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan
ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan metode untuk
peningkatan atau perbaikan genetik ternak. Pemuliaan ternak diartikan
sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu
genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan
yang berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan
dimunculkan setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor
lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.
Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari
disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi
susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan
jumlah anak sepelahiran.
Kemampuan genetik ternak, dapat juga
disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat
dilihat, tetapi dapat ditaksir. Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan
bahwa kemampuan genetik di wariskan dari tetua ke anak, secara
acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa lagi lebih yang memiliki
kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus monozygote identical
twin (dua anak berasal dari satu sel telur).
Kemampuan tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi
yang terukur di bawah faktor lingkungan yang tertentu.
Kemampuan
genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil
yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar
adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah
antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran lingkungan kita
perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas
lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan genetik itu ada
batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran
lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada
maka seekor kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak
demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkaràn kita
kecilkan, maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.
Pada penerapan pemuliaan ternak hal yang pertama
dikatakan pemborosan sedang peristiwa kedua dikatakan kebodohan. Masalah yang
dihadapi dalam penerapan pemuliaan ternak, bagaimana dapat mengurangi
pemborosan dan tidak menjalankan kebodohan. Masalah selanjutnya, apa yang dapat
dan tidak dapat dilakukan untuk memunculkan kemampuan genetik tersebut ?
Ada dua hal yang dapat dilakukan, yakni mengontrol
pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya
diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang
sebaik mungkin dan masih menguntungkan secara ekonomis. Apa yang
tidak mungkin dilakukan adalah
memunculkan kemampuan genetik di luar batas yang
dimungkinkan.
Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode,
maka dalam mencapai tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan,
definisi, penggolongan, pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya.
Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah,
perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian
hasil (Gie, 1984). Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan
penelitian dan penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan. Siapapun
yang tertarik akan meningkatkan peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus
mulai dengan mendalami dasar dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan
dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977
–1991)
Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak di
bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan
menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi
gunakan seleksi dan sistem perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan
sendirinya tanpa di dahului atau secara bersamaan
usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak dipelihara.
Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam
penyusunan kombinasi genetik adalah peningkatan rerata produksi populasi
dan generasi ke generasi berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa
peningkatan produksi susu per laktasi, kadar lemak susu, berat lahir,
pertambahan berat badan, berat sapih, berat umur tertentu, jumlah anak
sepelahiran, berat karkas, kualitas daging, berat wol, diameter
wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap
penyakit.
Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak
maka peningkatan produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam
taktik. Tiga strategi tersebut adalah peningkatan
populasi, peningkatan produksi per individu atau rataan populasi dan
stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi ekstensifikasi, intensifikasi dan
diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili tasi. Berbagai
macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program pencatatan
produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan metode seleksi,
teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan yang paling
mutakhir adalah rekayasa genetika.
Ternak di daerah tropik berbeda dengan di daerah
subtropik, umumnya berbentuk lebih kecil dan produksinya lebih rendah
(Mason dan Buvanendran, 1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah
perbedaan tersebut karena faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah
dengan pergantian ternak, atau pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat
menjawab pertanyaan
tersebut maka diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan
penerapan hasilnya.
Penelitian pemuliaan ternak khususnya
seleksi, pada dasarnya mempunyai tiga tujuan. Pertama, untuk
menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data parameter genetik, respons
fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me nyempurnakan metode
seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria seleksi atau sistem
perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976; Adjisoedarmo, 1989).
Contoh penerapan hasil penelitian dari Fakultas Peternakan
Unsoed yang telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah
Kalender Reproduski domba
dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983). Kalender ini sudah
digunakan di 300 kelompok peternak domba dan kambing PPWP (Program
Pengembangan Wilayah Propinsi) Jawa Tengah, yang tersebar di 145
desa, di 40 Kecamatan dan 7 Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati,
Rembang, Blora dan Grobogan) dan telah disebarkan
juga di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu
(Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian
pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di
bawah kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo,
1991).
7 komentar:
sangat membantu informasinya
terima kasih infonya
makasi :)
sabar ea ^_^
wah seperti itu x pengertian x PEMULIAAN...
ad waktu mampir blog q ya...
cukop bgs
bnyak banget manfaat yang kita dAPTKAN DARI pemuliaan hewan ternk ternyata
mksh
Posting Komentar