CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 27 Juni 2013

Definisi Pemuliaan Ternak



Pengertian Pemuliaan Ternak

Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan  ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan metode untuk peningkatan atau perbaikan  genetik ternak. Pemuliaan ternak diartikan sebagai  suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah     kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan dimunculkan   setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor  lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.

Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran.        

Kemampuan genetik ternak, dapat juga disebut   kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat  dilihat, tetapi dapat ditaksir. Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan  genetik di wariskan dari tetua ke anak, secara  acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus  monozygote identical twin   (dua anak berasal dari satu sel telur).  Kemampuan tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk  produksi yang terukur di bawah faktor lingkungan    yang tertentu.

        Kemampuan genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran   lingkungan kita perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan  genetik itu ada batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada maka seekor  kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkaràn kita kecilkan,  maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.

Pada penerapan pemuliaan ternak hal yang pertama dikatakan pemborosan sedang peristiwa kedua dikatakan kebodohan. Masalah yang dihadapi dalam penerapan pemuliaan ternak, bagaimana dapat mengurangi pemborosan dan tidak menjalankan kebodohan. Masalah selanjutnya, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk memunculkan kemampuan  genetik tersebut ?
Ada dua hal yang dapat dilakukan, yakni mengontrol pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang sebaik mungkin dan masih  menguntungkan secara ekonomis. Apa yang  tidak         mungkin dilakukan adalah memunculkan kemampuan   genetik di luar batas yang dimungkinkan.        

Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan, pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya.  Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan  pengujian hasil (Gie, 1984). Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan.  Siapapun yang tertarik akan meningkatkan peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar dan prinsip teori genetika  terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977 –1991)
        
Peranan Pemuliaan Ternak
Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak  di bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan seleksi dan sistem perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan sendirinya tanpa di      dahului atau secara bersamaan usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak dipelihara.

Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam penyusunan kombinasi genetik adalah peningkatan  rerata produksi populasi dan generasi ke generasi berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa peningkatan produksi susu per laktasi, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, berat  sapih, berat umur tertentu, jumlah anak sepelahiran,   berat karkas, kualitas daging, berat wol, diameter wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap penyakit.

Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak maka peningkatan produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam taktik. Tiga     strategi tersebut adalah peningkatan populasi, peningkatan produksi per individu atau rataan populasi dan stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili  tasi. Berbagai macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program pencatatan produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan metode seleksi, teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan yang paling mutakhir adalah rekayasa genetika.

Ternak di daerah tropik berbeda dengan di  daerah subtropik, umumnya berbentuk lebih kecil dan  produksinya lebih rendah (Mason dan Buvanendran, 1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah perbedaan tersebut karena faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah dengan pergantian ternak, atau pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat menjawab pertanyaan          tersebut maka diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan penerapan hasilnya.

Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi,  pada dasarnya mempunyai tiga tujuan. Pertama, untuk  menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me nyempurnakan metode  seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976; Adjisoedarmo, 1989).

Contoh penerapan hasil penelitian dari  Fakultas Peternakan Unsoed yang telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah Kalender          Reproduski domba dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983).   Kalender ini sudah digunakan di 300 kelompok  peternak domba dan kambing PPWP (Program Pengembangan Wilayah Propinsi)  Jawa Tengah, yang  tersebar di 145 desa, di 40 Kecamatan dan 7   Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang,     Blora dan Grobogan) dan telah disebarkan juga  di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu    (Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di bawah    kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo,  1991).