LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun
oleh
Nama : Hanis
Nuraini
NIM : C31120062
Golongan : A
Dosen : Nurkholis
S.Pt, MP
JURUSAN
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melaksanakan kegiatan praktikum biokimia “Pengujian
Sifat Dan Reaksi Kimia Lemak” dengan menggunakan sub uji noda minyak,
kelarutan minyak, dan emulsi lemak.
Biokimia adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang macam –macam molekul yang ada di dalam sel
makhluk hidup atau organisme dan reaksi kimia yang terjadi diantara
molekul-molekul tersebut. Di dalamnya terdapat identifikasi berbagai macam zat
termasuk karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi paling tinggi .
melalui praktikum ini di harapkan para pembaca khususnya mahasiswa dapat
memahami dan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-harinya.
Ucapan terima kasih
kepada Dosen pembimbing serta teknisi yang membantu jalannya praktikum sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta teman- teman mahasiswa yang ikut
berpartisipasi dalam praktikum ini.
Laporan hasil praktikum
ini masih jauh dari kesempurnaan,mengingat keterbatasan pengetahuan dan
materi.Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca menjadi suatu
pertimbangan bagi saya demi kesempurnaan laporan ini dan pembuatan laporan
selanjutnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Tujuan instruksional khusus
Pada
akhir praktikum, mahasiswa di harapkan mampu:
1.1.
Menjelaskan lipida dapat membentuk noda semi transparan pada kertas
1.2.
Menjelaskan mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu
1.3.
Terjadinya pembentuan emulsi dari minyak
2. Landasan teori
Lemak
atau minyak dapat membentuk noda transculent, sehingga kertas tulis yang tidak
tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin
melebar setelah disirami air dan dikeringkan.
Lemak
pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut
sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena dan
pelarut lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil,
karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan membentuk dua lapisan. Sebaliknya
minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun.
Lemak
dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada umumnya bersifat tidak
larut dalam air. Untuk pengertian sehari – hari lemak merupakan bahan
padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar.
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan
kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak
mengandung ikatan rangkap, shingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi.
Asam lemak jenuh yang terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat.
Emulsi
adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak
saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier
terutama di sebabkan oleh bentuk molekulnya yang daat etrikat baik pada minyak
maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai
akibat menurunnya tegangan permukaan, shingga mengurangi kemungkinan bersatunya
butir-butir minyak satu dengan yang lainnya. Bahan emulsifier dapat berupa:
protein, gum, sabun atau garam empedu.
3. Organisasi
3.1.Mahasiswa
dibagi menjadi beberapa kelompok praktikum dan masing-masing kelompok dipimpin
seorang ketua kelompok
3.2.Semua
kelompok kerja praktikum di bimbing seorang dosen pembimbing praktikum di bantu
oleh teknisi laboratorium.
BAB
II
METODOLOGI
v Materi
Ø Alat
-
Tabung Reaksi
-
Rak tabung reaksi
-
Pipet ukur
-
Pipet tetes
Ø Bahan
-
Minyak kelapa
-
Campuran alkohol-eter (2:1)
-
Kertas tulis yang tidak tembus pandang
-
Kertas saring
-
Alkohol 96%
-
Kloroform
-
Eter
-
Aquades
-
Larutan Na2CO3
0.5%
-
Larutan sabun
-
Larutan protein
-
Larutan empedu encer
v Metode
Ø Uji
noda lemak
1.
Memasukkan 2 mL campuran alkohol-eter
kedalam tabung reaksi bersih dan kering.
2.
Menambahkan 10 tetes minyak kelapa dan
kocok kuat-kuat sampai semua bahan larut.
3.
Meneteskan campuran tersebut pada kertas
saring dan kertas tulis. Biarkan pelarut menguap dan liaht noda yang terbentuk.
4.
Mencuci nodanya dengan air dan
mengeringkan kembali kertasnya dan memperhatikan nodanya kembali.
5.
Mengamati perubahan yang terjadi.
6.
Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk
tabel.
Ø Uji
kelarutan lemak
1.
Menyiapkan 4 buah tabung reaksi yang
bersih dan kering.
2.
Tabung pertama di isi 1 mL aquades,
tabung kedua di isi 1 mL alkohol 96%eter, tabung ketiga diisi dengan 1 mL
kloroform, dan tabung keempat diisi dengan 1 mL larutan Na2CO3
0,5%.
3.
Menambahkan 5 tetes minyak kelapa pada
setiap tabung.
4.
Mengocok sampai homogen, lalu membiarkannya
beberapa saat dan mengamati sifat kelarutannya.
5.
Mengamati perubahan yang terjadi.
6.
Mencatat reaksi yang terjadi dalam
bentuk tabel.
Ø Uji
pembentukan emulsi
1.
Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang
bersih dan kering.
2.
Memasukkan 5 tetes minyak kelapa pada
setiap tabung.
3.
Menambahkan pada tabung pertama aquades
sebanyak 2 mL, pada tabung kedua akuades 2 mL dan 5 tetes larutan Na2CO3
0.5%, pada tabung ketiga aquades 2 mL dan 5 tetes larutan sabun, pada tabung
keempat larutan protein sebanyak 2 mL , tabung kelima larutan empedu encer
sebanyak 2 mL.
4.
Mengocok setiap tabung dengan kuat ,
lalu membiarkannya beberapa saat.
5.
Mengamati perubahan yang terjadi.
6.
Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk
tabel.
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN
v Uji Noda Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum di Cuci
|
Sesudah di Cuci
|
||
2
mL alkohol-eter di tambah 10 mL minyak kelapa (membentuk larutan yang tidak
bercampur secara sempurna)
|
v Pada
kertas saring, warna noda terlihat jelas (transparan).
v Pada
kertas tulis (HVS) warna noda juga nampak jelas (semi transparan).
|
v Pada
kertas saring, noda semakin melebar dan membentuk noda yang kurang jelas di
bandingkan sebelum di cuci (semi tansparan).
v Pada
kertas tulis (HVS) , noda juga semakin melebar dan semi transparan.
|
v Uji Kelarutan Lemak
No
Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum di Homogenisasi
|
Sesudah di Homogenisasi
|
||
A
|
1
mL aquades + 5 tetes minyak kelapa
|
v Larutan
tidak menyatu (bercampur).Terbentuk 2 lapisan, minyak bagian atas dan akuades
bagian bawah
|
v Laruatan
tetap tidak menyatu, terbentuk 2 lapisan yang warnamya lebih keruh. Minyak
pada lapisan atas dan aquades di lapisan bawah.
|
B
|
1
mL alkohol 96% eter + 5 tetes minyak kelapa
|
v Larutan
tidak menyatu dan bercampur. Terbentuk 2 lapisan, namun minyak berada di
lapisan bawah.
|
v Larutan
tidak menyatu, berwarna lebih keruh dibandingkan sebelum di kocok. Terbentuk
2 lapisan dan minyak bearada di bagianbawah.
|
C
|
1
mL kloroform + 5 tetes minyak kelapa
|
v Larutan
dapat menyatu. Minyak larut dalam kloroform dan larutan berwarna bening.
|
v Warna
larutan tetap bening dan minyak dapat terlarut sempurna dalam kloroform.
|
D
|
1
mL Na2CO3 0.5% + 5 tetes minyak kelapa
|
v Larutan
tidak bercampur dan menyatu. Membentuk 2 lapisan dan berwarna bening (minyak
di bagian atas dan Na2CO3 di bagian bawah).
|
v Larutan
tetap tidak menyatu , membentuk 2 lapisan dan berwarna lebih keruh (minyak di
atas dan Na2CO3 di bawah)
|
v
Uji
Pembentukan Emulsi
No
Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
homogenisasi
|
Sesudah homogenisasi
|
||
1
|
5
tetes minyak kelapa + aquades 2 mL
|
Larutan
tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan bening (minyak pada bagian atas dan
aquades bagian bawah)
|
Larutan
tetap tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan yang berwarna lebih keruh di
bandingkan sebelumnya (minyak bagian atas dan aquades bagian bawah). Terjadi
emulsi yang tidak stabil.
|
2
|
5
tetes minyak kelapa + aquades 2 mL + 5 tetes Na2CO3
|
Larutan
tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan bening (minyak pada bagian atas , aquades
dan Na2CO3
bagian bawah)
|
Larutan
tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan yang berwarna lebih keruh di bandingkan
sebelumnya (minyak bagian atas, aquades dan Na2CO3 bagian bawah). Terjadi
emulsi yang tidak stabil.
|
3
|
5
tetes minyak kelapa + aquades 2 mL + 5 tetes larutan sabun
|
Larutan
tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan bening (minyak pada bagian atas
,aquades dan sabun bagian bawah)
|
Larutan
tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan yang berwarna lebih keruh di bandingkan
sebelumnya (minyak bagian atas ,aquades dan larutan sabun bagian bawah).
Terjadi emulsi yang tidak stabil.
|
4
|
5
tetes minyak kelapa + larutan protein 2 mL
|
Larutan
tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan (minyak pada bagian atas dan protein
bagian bawah). Berwarna kuning minyak dan putih keruh
|
Larutan
tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan (minyak bagian atas dan larutan protein
bagian bawah).Larutan berwarna putih keruh. Terjadi emulsi yang tidak stabil.
|
5
|
5
tetes minyak kelapa + larutan larutan
empedu cair 2 mL
|
Larutan
tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan (minyak pada bagian atas danlarutan
empedu cair bagian bawah). Berwarna
kuning minyak dan hijau bening
|
Larutan
tidak menyatu dan membentuk 2 lapisan (minyak bagian atas dan larutan empedu
bagian bawah). Larutan berwarna hijau keruh .Terjadi emulsi yang tidak
stabil.
|
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Uji
Noda Lemak
Praktikum
uji noda lemak di lakukan dengan cara mencampurkan 2 mL alkohol-eter dengan 10
tetes minyak kelapa dan di homogenisasi setelah itu di teteskan pada kertas
saring dan kertas tulis. Pada kedua kertas terbentuk noda putih transparan dan
setelah di cuci dan di keringkan,noda tersebut tidak dapat hilang dan menjadi
semi ransparan.hal itu di sebabkan karena minyak tidak dapat menyatu atau larut
dalam air karena merupakan senyawa n minyak merupakan senyawa non polar yang
berbeda dengan air yang merupakan senyawa polar. Noda semi transparan yang terbentuk merupakan noda translucent.
Noda yang terbentuk pada kedua kertas uji akan mengalami pelebaran setelah
disirami air dan dikeringkan
Uji
Kelarutan lemak
Pada
tabung A yang berisi 1 mL aquades di tambah dengan 5 mL minyak kelapa baik
sebelum maupun sesudah di homogenisasi dan di biarkan beberapa saat, minyak dan
aquades membentuk larutan yang tidak dapat menyatu dan terbentuk 2 lapisan
yaitu minyak pada bagian atas dan aquades pada bagian bawah.Hanya saja perbedaan
terletak pada keruh dan tidaknya larutan, sesudah di homogenisasi larutan lebih
keruh di bandingkan sebelum di homogenisasi.Berdasarkan hasil pengamatan pada
praktikum ini , reaksi yang sama terjadi pada tabung B yang berisi 1 mL alkohol
96% eter dan 5 mL minyak kelapa, begitu pula pada tabung D yang berisi 1 mL
larutan Na2CO3 0,5 % dan 5 mL minyak kelapa, terkecuali pada tabung C yang
berisi 1 mL kloroform dan 5 mL minyak kelapa , reaksi baik sebelum maupun
sesudah di homogenisasi terbentuk larutan yang dapat menyatu dan berwarna
jernih, minyak dapat terlarut sempurna dalam kloroform.
Pada
tabung A, minyak
atau lipid berada pada bagian atas
larutan karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air. Hal ini
terjadi karena lipid (minyak goreng) merupakan
senyawa yang tidak larut dalam senyawa yang bersifat polar (senyawa
polar) dalam hal ini aquades karena lipid adalah zat organik
yang sangat hidrofobik yang berarti bahwa zat-zat tersebut sukar/sama sekali
tidak larut dalam air. Sedangkan pada tabung C , minyak kelapa larut dalam
kloroform. Hal ini
dikarenakan adanya momen dipol pada zat terlarut maupun pelarutnya sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga
tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut dalam bensin. Adanya ekor hidrokarbon panjang yang
bersifat nonpolar menyebabkan lemak bersifat nonpolar. Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam pelarut
nonpolar seperti eter dan kloroform .
Uji
Emulsi Lemak
Pada
praktikum ketiga yaitu uji emulsi lemak, reaksi yang terjadi pada kelima tabung
menunjukkan hasil yang negatif. Pada tabung 1 yang berisi aquades dan minyak
kelapa, sebelum di homogenisasi larutan tidak dapat menyatu dan membentuk 2
lapisan, begitu pula reaksi setelah homogenisasi larutan membentuk dua lapisan
namun agak keruh di banding sebelumnya. Hal yang sama terjadi pada reaksi
keempat tabung lainnya. Tabung 2 berisi minyak, aquades, dan Na2CO3
sebelum dan sesudah di homogenisasi menunjukkan reaksi larutan yang terpisah
menjadi dua lapisan dengan minyak berada di atas begitu pula pada tabung 3 yang
berisi minyak, aquades dan larutan sabun, tabung 4 yang berisi larutan protein
dan minyak, dan tabung 5 yang berisi larutan empedu encer dan minyak.Namun
menurut satu literatur yang di peroleh, seharusnya minyak yang direaksikan dengan air dan air + air sabun
akan membentuk emulsi, dikarenakan air sabun memecah molekul minyak kelapa
sehingga susunanya akan rusak. Hal ini sesuai dengan pendapat Raharjo (2005)
yang menyatakan bahwa asam lemak jenuh dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh
lebih memiliki titik lebur lebih rendah dan mudah larut
dan saat minyak kelapa direaksikan dengan air + Na2CO3
diperoleh hasil emulsi dari reaksi tersebut, dikarenakan Na2CO3
memecah molekul sehingga susunannya rusak. Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam
struktur kimianya dan asam lemak jenuh pada umumnya tidak dapat larut di dalam
air.
Ketidaksesuaian antara praktikum yang telah dilakukan dengan literatur
kemungkinan di sebabkan oleh kesalahan dalam cara kerja ataupun alat dan bahan
lab yang kurang steril.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
v Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pelaksanaan praktikum dan sumber dari beberapa literatur dapat di ambil
kesimpulan bahwa :
Ø Pada
uji noda lemak: lemak dapat membentuk noda transculent (semi transparan pada
kertas uji, dan setelah di cuci dengan air noda tersebut tidak dapat hilang
karena lemak merupakan senyawa non polar yang sukar larut dalam air yang
merupakan senyawa polar.
Ø Pada
uji kelarutan lemak: ciri
khusus dari zat atau senyawa lipid (minyak) ialah tidak larut dalam air
dan Na2CO3 yaitu senyawa yang bersifat polar, namun larut dalam pelarut-pelarut lemak yaitu cairan pelarut
nonpolar, seperti khloroform, eter, aseton, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat
terlarut maupun pelarutnya sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
sesamanya begitu pula sebaliknya.
Ø Pada
uji emulsi lemak: berdasarkan literatur seharusnya tabung 3 dan 4 terbentuk
emulsi yang stabil. Hal ini di sebabkan Na2CO3 dan
larutan sabun dapat memecah
molekul minyak kelapa sehingga susunanya akan rusak. Karena
asam lemak jenuh lebih
memiliki titik lebur lebih rendah dan mudah larut dibandingkan dengan asam
lemak tak jenuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Laporan
praktikum lemak.Pratiwi Eka Putri.
http://pratiwi-harmonyblog.blogspot.com./
. 03 Mei 2013. 21.00 WIB.
Ø Laporan
praktikum biokimia identifikasi lemak.Rosi Mauliana Sari.
http://liana-rose.blogspot.com./ . 03 Mei 2013 .22.06 WIB.
Ø Perjalanan
lemak.Irna Marlina.
http://irnaniedy76.blogspot.com./
.03 Mei 2013 .16.01 WIB.
1 komentar:
posting terus materi serta hasil praktikum, agar berguna bagi sodara - sodara kita yang membutuhkan
Posting Komentar