LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
ENZIM
AMILASE
Disusun
oleh
Nama : Hanis
Nuraini
NIM : C31120062
Golongan : A
Dosen : Nurkholis
S.Pt, MP
JURUSAN
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melaksanakan kegiatan praktikum biokimia “Enzi
Amilase” dengan menggunakan sub uji Enzim milase sativa dane nzim amilase.
Biokimia adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang macam –macam molekul yang ada di dalam sel
makhluk hidup atau organisme dan reaksi kimia yang terjadi diantara
molekul-molekul tersebut. Di dalamnya terdapat identifikasi berbagai macam zat
termasuk karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi paling tinggi .
melalui praktikum ini di harapkan para pembaca khususnya mahasiswa dapat
memahami dan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-harinya.
Ucapan terima kasih
kepada Dosen pembimbing serta teknisi yang membantu jalannya praktikum sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta teman- teman mahasiswa yang ikut
berpartisipasi dalam praktikum ini.
Laporan hasil praktikum
ini masih jauh dari kesempurnaan,mengingat keterbatasan pengetahuan dan
materi.Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca menjadi suatu
pertimbangan bagi saya demi kesempurnaan laporan ini dan pembuatan laporan
selanjutnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan praktikum,
mahasiswa di harapkan mampu:
1.1.Mengetahui
kerja enzim α-Amylase dalam hidrolisis pati.
1.2.Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas / kerja enzim α-Amylase.
1.3.Mengetahui
cara kerja amilase pada ragi tape.
2.
Landasan
Teori
Enzim adalah
sebuah protein yang mempunyai fungsi khusus. Enzim berperan untuk mengkatalisis
proses kimia(biokimia) dalam makhluk hidup atau dalam system biologi. Tanpa
adanya enzim biasanya reaksi kimia akan berlangsung sangat lambat, bahkan
mungkin tidak dapat terjadi. Seperti telah di singgung di depan, kerja enzim
sangat khusus dan spesifik . artinya, satu enzim hanya menjalankan satu fungsi
saja. Misalnya adalah enzim α-Amylase yang bekerja spesifik dalam mulut, enzim
ini terdapat bersama dengan air liur (saliva), enzim α-Amylase berperan dalam
melakukan hidrolisis awal makanan terutama yang mengandung pati.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim
antara lain suhu , pH, substrat, konsentrasi enzim dan zat-zat penghambat. Suhu
berpengaruh terhadap fungsi enzim karena reaksi kimia menggunakan katalis enzim
yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu
protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim
akan terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Kemudian pH
berpengaruh terhadap fungsi enzim karena pada umumnya efektifitas maksimum
suatu enzim pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5 – 8,0. Pada
pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif
secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.
Pati disusun
oleh amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida yang linier,
sedangkan amilopektin adalah yang bercabang. Tiap jenis pati tertentu di sususn
oleh kedua fraksi tersebut dalam perbandingan yang berbeda-beda. Pada pati
jenis yang rekat(addesif) amilosa dalam pati bekisar antara 20-30% pati pada
beras dan sorghum sebagian terbesar penyusunnya adalah amilopektin.
Pemisahan antara
fraksi amilosa dan amilopektin dapat menggunakan elektrodialisa atau dengan n-
butanol atau thymol. Amilopektin larut dalam n-butanol sedangkan amilosa tidak
larut. Amilosa memberikan warna biru dengan larutan iodine dan amilopektin
memberikan warna merah violet.
3.
Organisasi
3.1.Mahasiswa
di bagi menjadi beberapa kelompok praktikum dan masing-masing kelompok di
pimpin seorang ketua kelompok.
3.2.Semua
kelompok kerja praktikum di bimbing seorang dosen pembimbing praktikum di bantu
oleh teknisi laboratorium.
BAB
II
METODOLOGI PRAKTIKUM
METODOLOGI PRAKTIKUM
v Tempat dan waktu praktikum
Tempat : Laboratorium Analisis
Pangan
Hari
/ tanggal : Senin - Rabu, 20
- 22 Mei 2013
v Materi
Alat
§ Cawan petri
§ Pipet tetes
Bahan
§ Uji amilase sativa
-
Larutan amilum (pati) 1%
-
HCl 1 M
-
NaOH1 M
-
Larutan yodium encer
-
Air liur (saliva) – disediakan sendiri
oleh prktikan
§ Uji amilase
-
Singkong rebus
-
Ragi
-
I2
v Metode
Ø Uji amilase saliva
1. Masing-masing
kelompok menyiapkan 5 buah tabung reaksi
2. Tiap
tabung reaksi diisi 3 mL larutan amilum (pati), kemudian di lanjutkan dengan
perlakuan-perlakuan berikut:
-
3mL larutan amilum + 1mL larutan saliva
+ 1mL HCl 1 M , diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit.
-
3mL larutan amilum + 1mL larutan saliva
+ 1mL NaOH 1 M , diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit.
-
3mL larutan amilum + 1mL larutan saliva
,diinkubasi pada suhu 800C selama 10 menit.
-
3mL larutan amilum + 1mL larutan saliva
,diinkubasi pada suhu 40C selama 10 menit.
-
3mL larutan amilum + 1mL larutan saliva
,diinkubasi pada suhu 370C selama 10 menit.
3. Setelah
diinkubasi, tetesi dengan 3 tetes larutan yodium.
4. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
5. Mencatat
hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
Ø Uji amilase
Pengamatan dilakukan selama tiga hari.
Pada hari pertama
-
Rebus singkong kemudian dinginkan
-
Simpan dalam cawan petri, kemudian
taburi dengan ragi, lalu peram.
-
Beri label T-1
Pada hari kedua
-
Ulangi prosedur yang sama seperti hari
pertama
-
Beri kode T-2
Pada hari ketiga
-
Rebus singkong lalu dinginkan
-
Masing-masing contoh di tetesi dengan
larutan I2
-
Mengamati perubahan reaksi yang terjadi
-
Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk
tabel.
BAB
III
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Enzim
Amilase Sativa
Tabung
reaksi
|
HCl 1 M + 1mL saliva+
1mL amilum
|
NaOH
1M + 1mL saliva + 1mL amilum
|
800C
(10
menit)
|
40C
(10
menit)
|
370C
(10
menit)
|
1
|
Warna awal putih keruh
|
Setelah di tetesi iodium dan
dihomogenisasi, warna larutan menjadi biru kehitaman.
|
|||
2
|
Warna
awal putih keruh
|
Setelah di homogenisasi dan di tetesi
iodium, warna larutan menjadi putih agak keruh
|
|||
Larutan
tanpa penambahan HCl ataupun NaOH (Saliva 1mL + Amilum 1mL)
|
|||||
3
|
Warna
awal larutan putih keruh
|
Setelah di tetesi iodium 3 tetes dan
di homogenisasi,warna larutan menjadi putih keruh
|
|||
4
|
Warna
awal larutan putih keruh
|
Setelah
ditetesi iodium 3 tetes dan di homogenisasi, warna larutan menjadi violet
|
|||
5
|
Warna
larutan awal putih keruh
|
Setelah
ditetesi iodium 3 tetes dan di homogenisasi, warna larutan menjadi putih
kebiruan
|
Hasil Pengamatan Enzim
Amilase
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Singkong rebus yang berada pada cawan
T1 yang sudah di taburi ragi, disimpan selama 3 hari kemudian ditetesi iodium
1 tetes
|
Singkong
pada cawan T1 yang disimpan selama 3 hari teksturnya menjadi sangat lembek
(terfermentasi) dan jika ditetesi iodium akan menimbulkan bercak dengan warna
hitam tapi pudar
|
2
|
Singkong
rebus yang berada pada cawan T2 yang sudah di taburi ragi, disimpan selama 2
hari kemudian ditetesi iodium 1 tetes
|
Singkong
pada cawan T2 yang disimpan selama 2 hari teksturnya menjadi agak lembek dan
jika ditetesi iodium akan menimbulkan warna hitam pekat
|
3
|
Singkong
rebus yang berada pada cawan T3 tanpa penambahan ragi dan tanpa penyimpanan
kemudian ditetesi iodium 1 tetes
|
Singkong
rebus pada cawan T3 , tidak di taburi ragi serta tanpa penyimpanan dan
langsung ditetesi iodium , teksturnya tetap keras (karena tidak
terfermentasi) dan jika di tetesi larutan iodium akan menimbulkan warna hitam
yang sangat pekat.
|
v Catatan
Tingkat
kepekatan
-
Cawan
T3
-
Cawan
T2
-
Cawan
T1
BAB
IV
ANALISA
DATA DAN PEMBAHASAN
v Enzim amilase sativa
Berdasarkan hasil pengamatan dalam
praktikum yang telah di lakukan, dengan perlakuan yang berbeda antara kelima
tabung di diperoleh hasil sebagai berikut:
-
Pada tabung 1 yang berisi larutan HCl,
saliva, dan amilum dengan volume yang sama yaitu 1 mL memiliki warna larutan
putih keruh. Setelah diinkubasi dengan suhu 370C selama 10 menit dan
di tetesi larutan yodium sebanyak 3 tetes serta dihomogenisasi maka perubahan
yang terjadi adalah larutan akan berwarna biru kehitaman.
-
Pada tabung 2 berisi larutan NaOH,
saliva dan amilum dengan perbandingan volume yang sama dan perlakuan yang sama
dan memiliki warna awal yang sama pula
seperti tabung 1. Namun memiliki hasil akhir yang berbeda yaitu warna
larutan tetap putih agak keruh.
-
Untuk tabung 3,4, dan 5. Hanya
pencampuran antara saliva dan amilum dengan perbandingan 1:1 mL memiliki warna
awal yang sama yaitu putih keruh.Dengan perlakuan yang berbeda (tabung 3 inkubasi 800C, tabung 4 40C, dan tabung 5 370C) setelah di tetesi
iodium dan dihomogenisasi, warna larutan pada tabung 3 menjadi putih
keruh,tabung 4 menjadi ungu violet,dan tabung 5 menjadi putih kebiruan.
Amilum dapat tehidrolisis menjadi dekstrin dan
oligosakarida oleh peran enzim α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida
(pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan
menyerang ikatan glikosodat α(1 4). Amilum dan dekstrin
yang molekulnya masih besar dengan iodium memberi warna biru, dekstrin-dekstrin
antaranya (eritrodekstrin) memberi warna coklat kemerah-merahan.
Sedangkan dekstrin-dekstrin yang molekulnya sudah kecil lagi (akhrodekstrin)
dan maltosa tidak memberi warna dengan iodium. Timbulnya
warna biru tua pada larutan tabung 1 menunjukkan bahwa amilum terhidrolisis
menjadi amilodekstrin (hidrolisis amilum belum sempurna),kurang sempurnanya
hidrolisis kemungkinan disebabkan oleh larutan HCl yang bersifat asam . Pada tabung
2 warna menjadi putih karena amilum dapat terhidrolisis sempurna menjadi
maltosa karena pengaruh larutan NaOH yang bersifat basa (aktivitas enzim di
pengaruhi oleh faktor pH asam atau basa) dan larutan tersebut mencapai titik
akhromati yaitu titik di mana campuran larutan tidak memberikan warna lagi
(jernih). pH berpengaruh terhadap fungsi enzim karena pada
umumnya efektifitas maksimum suatu enzim pada pH optimum, yang lazimnya
berkisar antara pH 4,5 – 8,0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi
protein.Untuk tabung 3 warna larutan putih keruh karena pada suhu di atas 500C
enzim akan rusak dan tidak dapat bereaksi (karena enzim tersusun dari protein
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan
terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang) sehingga warna
larutan tidak berubah yaitu tetap putih keruh. Sedangkan pada tabung 4 dengan
suhu rendah di bawah suhu optimum yaitu 40C enzim akan tetap
bereaksi namun bekerja lambat ditandai adanya warna violet pada larutan
menandakan bahwa amilum dapat terhidrolisis namun lambat. Sedangkan pada tabung
5, amilum dapat terhidrolisis dengan normal pada suhu yang optimum yaitu 370C
menjadi amilodekstrin di tandai dengan timbulnya warna kebiruan pada larutan.
v Uji enzim amilase
Dari hasil praktikum yang telah di
lakukan,diperoleh data bahwa:
-
Pada cawan T1 yang berisi singkong rebus
dengan taburan ragi dan disimpan selama 3 hari,setelah ditetesi larutan iodium
akan menimbulkan bercak warna hitam tetapi pudar.
-
Pada cawan T2 dengan perlakuan yang sama
dengan cawan sebelumnya namun disimpan selama 2 hari, setelah di tetesi iodium
menimbulkan warna bercak hitam pekat.
-
Pada cawan T3 berisi singkong rebus
tanpa ragi dan tanpa penyimpanan , setelah ditetesi larutan iodium akan
menimbulkan bercak warna hitam yang sangat pekat di bandingkan kedua tabung
sebelumnya.
Enzim adalah zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme, pada singkong entasi terdapat peran dari Saccaromyces cerevicae yang menghasilkan
enzim berupa enzim amilase yang mampu memecah pati atau amilum menjadi gula
sederhana seperti glukosa yang jika ditetesi oleh iodium akan menimbulkan warna
hitam yang kemudian memudar menjadi hitam kebiruan seperti yang terjadi pada
cawan T1 yang disimpan selama 3 hari akan menyebabkan enzim dapat bekerja
secara sempurna dalam memfermentasi. Untuk cawan T2 , singkong rebus dan ragi
hanya disimpan dalam waktu 2 hari sehingga saccaromyses yang ada lebih sedikit
dan enzim juga belum sempurna dalam memfermentasi sehingga tekstur kurang
lembek dan warna lebih pekat di banding singkong pada cawan T1. Sedangkan pada
cawan T3 singkong tersebut tanpa ragi menyebabkan tidak tumbuhnya saccharomyces
sehingga tidak dihasilkan enzim, amilum tidak bereaksi (terhidrolisis) di
tandai dengan warna hitam sangat pekat. Salah satu literatur menyatakan bahwa suatu
enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat
dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan
cara menurunkan energi aktifasi,sehingga laju reaksi meningkat.
BAB
V
PENUTUP
v Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum serta sumber dari beberapa literatur, di
peroleh kasimpulan sebagai berikut
-
Aktivitas enzim dapat di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya sifat asam atau basa dari suatu zat dan suhu. Zat
yang bersifat asam dan suhu yang semakin rendah dapat memperlambat hidrolisis
amilum, begitu pula sebaliknya. Namun jika suhu terlalu tinggi akan menyebabkan
enzim tidak dapat bereaks karena terjadi denaturasi.
-
Enzim dapat di hasilkan dari
mikroorganisme, enzim tersebut berfungsi sebagai katalisator dalam mempercepat
reaksi kimia.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Laporan Enzim amilase (PDF).S1 Keperawatan
FIK UKSW
·
Laporan Biokimia Air Liur.Mita Sasmita
http://www.543ura1.blogspot.com./
25 Mei 2013. 09.12 WIB
Laprona final_Lamiya & Mareta (PDF)
Laporan Praktikum Enzim.Robin Arsad
http://www.robinchemistry.blogspot.com./
23 Mei 2013.08.00 WIB
5 komentar:
waaahhhh, infonya sangat membantuuu sayaa ^^
Wew, lumayan banget,
Membantu tugaskuuu
Makasih, ditunggu postingan selanjutnya ya
tampilan yang bagus cocok sama isinya membantu banget
terimakasih :)
1xbet Casino: ⭐️1xbet Casino Review Canada | Bonuses & Free
1xbet casino 온카지노 review Canada 인카지노 ⭐️1xbet Casino ⭐️1xbet Casino is one septcasino of the top online casinos powered by 1xBet software, which is licensed and
Posting Komentar