CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 18 Juni 2013

Laporan Praktikum Koagulasi dan Pengendapan Protein



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KOAGULASI DAN PENGENDAPAN PROTEIN




Disusun oleh

Nama                   :       Hanis Nuraini                        

NIM                      :       C31120062

Golongan           :       A

Dosen                  :       Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU . MP







JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2013







Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk melaksanakan kegiatan praktikum biokimia “Koagulasi dan Pengendapan Protein” dengan menggunakan sub uji praktikum yaitu uji millon, uji biuret, dan uji pengendapan.

Biokimia adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang macam –macam molekul yang ada di dalam sel makhluk hidup atau organisme dan reaksi kimia yang terjadi diantara molekul-molekul tersebut. Di dalamnya terdapat identifikasi berbagai macam zat termasuk karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi paling tinggi . melalui praktikum ini di harapkan para pembaca khususnya mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-harinya.

Ucapan terima kasih kepada Dosen pembimbing serta teknisi yang membantu jalannya praktikum sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta teman- teman mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam praktikum ini.

Laporan hasil praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan,mengingat keterbatasan pengetahuan dan materi.oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca menjadi suatu pertimbangan bagi saya demi kesempurnaan laporan ini dan pembuatan laporan selanjutnya.





















BAB I

PENDAHULUAN

1.      Tujuan istruksional khusus

Setelah melakukan kegiatan praktikum , mahasiswa di harapkan mampu:

1.1  Melakukan uji koagulasi protein dengan menggunakan garam anorganik.

1.2  Melakukan uji pengendapan protein dengan menggunakan alkohol.



2.      Landasan teori

Protein merupakan makromolekul turunan polipeptida. Protein mempunyai molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun dari atom – atom C, H, O dan N di tambah dengan beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis protein.

Secara kimia dibedakan antara protein sederhana dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Pada protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan approprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Protein mempunyai berbagai fungsi diantaranya: merupakan katalis biokimia (enzim), alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh, perambatan impuls syaraf dan pengendali pertumbuhan.

  Struktur protein dapat dilihat sebagai hierarki yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), struktur sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur  primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: hidrolisis protein dengan asam kuat.

  Sifat-sifat protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.

  Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (--OH) dapat bereaksi dengan larutan merkuri nitrat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna merah. Dalam suasana basa, Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein dan menghasilkan warna violet.

  Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan mengalami koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya bekisar 4-4,5 protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan), kelarutan protein sangat menurun atau mengendap. Pada temperatur diatas 600C kelarutan protein akan berkurang karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tersier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi.

Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena lkohol berkompetisi dengan protein terhadap air.



3.      Organisasi

3.1  Mahasiswa di bagi menjadi beberapa kelompok praktikum dan masing-masing kelompok di pimpin seorang ketua kelompok

3.2  Semua kelompok kerja praktikum dibimbing seorang dosen pembimbing praktikum di bantu oleh teknisi laboratorium















BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

v  Tempat dan waktu praktikum

1.1.Tempat                        : Laboratorium Analisis pangan

1.2.Hari / tanggal  : Senin, 1 April 2013

1.3.Pukul               : 07.00 – 09.00



v  Materi

2.1  Alat

2.1.1  Uji Millon

2.1.1.1  Tabung reaksi

2.1.1.2  Rak tabung reaksi

2.1.1.3  Pipet volume

2.1.1.4  Pipet tetes

2.1.1.5  Beaker glass

2.1.1.6  Pemanas

2.1.1.7  Stopwatch

2.1.2        Uji Biuret

2.1.2.1  Tabung reaksi

2.1.2.2  Rak tabung reaksi

2.1.2.3  Pipet volume

2.1.2.4  Pipet tetes

2.1.2.5  Alat pengaduk

2.1.3        Uji pengendapan

2.1.3.1  Tabung reaksi

2.1.3.2  Pipet tetes

2.1.3.3  Stopwatch



2.2  Bahan



2.2.1        Uji Millon

2.2.1.1  Albumin

2.2.1.2  Gelatin

2.2.1.3  Kasein

2.2.1.4  Reagen millon



2.2.2        Uji Biuret

2.2.2.1  Albumin 20%

2.2.2.2  Gelatin  20%

2.2.2.3  NaOH 0,1 N

2.2.2.4  CuSO4 0,1 N



2.2.3        Uji pengendapan

2.2.3.1  HCl 0,1%

2.2.3.2  NaOH 0,1 N

2.2.3.3  Buffer Asetat 1 M (pH = 4,7)

2.2.3.4  Etanol 95%



v  Metode

5.1 Uji Millon

*      Siapkan 3 tabung reaksi.

*      Tabung reaksi pertama diisi dengan 2 mL albumin, tabung kedua diisi dengan 2 mL gelatin tabung ketiga diisi dengan 2 mL kasein.

*      Masing-masing tabung tambahkan dengan reagen millon sebanyak 4 tetes, maka akan terjadi endapan.

*      Kemudian panaskan dalam pemanas air yang mendidih (waterbath).

*      Ulangi percobaan sekali lagi.

5.2 Uji Biuret

*      Siapkan 3 tabung reaksi.

*      Tabung pertama diisi dengan 1mL albumin, tabung kedua diisi dengan 1 mL gelatin, dan tabung ketiga diisi dengan 1ml kasein.

*      Tambahkan NaOH 1 mL dan CuSO4 ) 0,1N sebanyak 2 tetes pada ketiga tabung.

*      Amati perubahan yang terjadi.

5.3 Uji Pengendapan

*      Siapkan 3 tabung reaksi dan isi masing-masing dengan 5 mL protein.

*      Tambahkan 1 mL HCl 0,1 M ke dalam tabung pertama dan 6 mL etanol 95%, tabung kedua 1 mL NaOH 0,1 M dan 6 mL etanol 95% serta tabung ketiga 1mL buffer asetat dan 6 mL etanol 95%.

*      Letakkan ketiga tabung dalam air mendidih (waterbath) selama lima menit.

*      Amati tabung-tabung mana yang tidak larut.





































BAB III

HASIL PENGAMATAN

v  Tabel Hasil Pengamatan Pada Praktikum Uji Millon

No tabung
Jenis larutan
Warna awal
Hasil pengamatan
1
2 ml albumin + 4 tetes reagen millon
Putih keruh
Pemanasan pertama (5menit)
4 menit : berwarna putih keruh menggumpal.
Pemanasan kedua (5 menit)
1,5 menit : menggumpal sempurna dengan warna putih dan ada gelembung menempel di permukaan dinding tabung.
2
2 ml gelatin + 4 tetes reagen millon
Kuning pucaat dan menggumpal
Pemanasan pertama (5menit)
2 menit : berwarna putih.
4 menit : berwarna kuning jernih.
Pemanasan kedua (5 menit)
4,5 menit : berwarna kuning agak keputihan.
3
2 ml kasein + 4 tetes reagen millon
Putih jernih
Pemanasan pertama (5menit)
4 menit : warna putih jernih
Pemanasankeduaa (5 menit)
4,5 menit : warna putih jernih dan ada gelembung yang menempel pada dinding tabung.



v  Tabel Hasil Pengamatan Pada Praktikum Uji Biuret

Nomor tabung
Jenis larutan
Warna sebelum homogenisasi
Hasil pengamatan
(setelah di kocok)
1.       
1 ml larutan albumin + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
Warna larutan campuran putih bening
Warna larutan ungu ( violet) dan bening.
2.       
1 ml larutan gelatin + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
Gelatin+ NaOH+ CuSO4 warna tidak homogen (warna biru dan gelatin coklat ).
Tidak bercampur menjadi satu tapi waarna menjadi ungu.
3.       
1 ml larutan kasein + 1 ml NaOH + 2 tetes CuSO4 0,1 N
Warna larutan putih bening
Warna larutan biru dan bening.

v  Tabel Hasil Pengamatan Pada Praktikum Uji Pengendapan Protein

Tabung
peereaksi
Hasil
1.       
1 ml HCl 0,1N + 6 ml etanol 95 %
Larutan atas berwarna putih bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan terdapat warna kuning serta endapan berwarna putih dan tidak larut.
2.       
1 ml NaOH 0,1N + 6 ml etanol 95 %
Terbagi 3 lapisan, lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening, lapisan bawah berwarna putih dan terdapat endapan. Putih susu, lapisan bawah encer larutan pereaksi larut meskipun tidak seluruhnya.
3.       
1 ml buffer asetat 0,1N + 6 ml etanol 95 %
Terbagi 3 lapisan, lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah warna putih keruh, lapisan bawah berwarna putih taapi encer terdapat endapan putih susu. Larutan pereaksi larut saat dipanaskan.























































BAB IV

PEMBAHASAN

v  Uji Millon

            Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon.Reagen Millon terdiri dari merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Sampel protein yang mengandung asam amino ketika direaksikan dengan reagen Millon akan membentuk garam merkuri dari tirosi yang ternitrasi. Garam yang terbentuk ini akan memberikan warna yang spesifik yaitu warna merah. Endapan merah yang terjadi tersebut karena merkuri berikatan dengan hiroksi, dari protein yang diuji, menjadi HgNO3. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino.

 Dari hasil praktikum,antara ketiga tabung menunjukkan hasil yang negatif karena tidak berwarna merah seteleh di panaskan, hanya pada tabung 1 yang berisi albumin dicampur dengan 4 tetes reagen millon terdapat endapan berwarna putih, Endapan putih yang terbentuk berasal dari endapan merkuri, pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg2+.Jika di bandingkan dengan literatur, seharusnya pada protein albumin dalam reaksinya terjadi perubahan yaitu terdapat gumpalan seperti endapan yang berwarna merah muda namun larutannya bening, hal ini dikarenakan pada albumin terdapat tyrosin yang mengandung gugus hidroksil fenil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa albumin dan tyrosin merupakan reaksi positif terhadap uji millon. Alasan yang mungkin untuk hal ini adalah kesalahan praktik dalam bekerja atau juga bisa dikarenakan adanya kesalahan prosedur yang telah dilakukan dan bisa juga dikarenakan  kontaminasi pada bahan uji atau pereaksi.




v  Uji Biuret

Pada uji biuret dihasilkan warna violet atau ungu. Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Uji Biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada filtrat yang dihasilkan, dimana Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.

reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :







v  Uji Pengendapan protein

Pada uji pengendapan oleh etanol, hanya tabung 3 yang mengandung asam ber pH rendah yang menunjukkan protein yang larut dalam alkohol. Ujung C asam amino yang terbuka pada protein dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester. Pembentukan protein ester ini ditunjukkan dengan adanya endapan yang terbentuk. Pada uji pengendapan dengan alkohol, fungsi buffer asetat adalah untuk mengendapkan protein. Karena protein yang digunakan memiliki kisaran pH isoelektrik sekitar angka tersebut dan pada keisoelektrikan tersebut menyebabkan protein memiliki daya  kelarutan minimum sehingga terjadi pengendapan. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif. Berdasarkan percobaan di dapatkan bahwa tabung 1 tidak terjadi penggumpalan,pada tabung 2 terjadi penggumpalan dan pada tabung 3 terjadi penggumpalan yang lebih dari tabung 2. Pada tabung 3 penggumpalan terjadi karena buffer tetap mempertahankan pH-nya pada 4,7 sehingga diketahui bahwa titik isoelektrik protein tersebut pada pH- 4,7. Sedangkan fungsi HCl dan NaOH yaitu untuk mendenaturasikan protein.

































BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan serta perbandingan dengan literatur , dapat diambil kesimpulan bahwa:

Ø  Pada uji millon terdapat proses pembentukan garam merkuri dan tyrosin yang ternitrasi oleh reagen millon membentuk endapan dengan warna yang spesifik yaitu merah. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino.

Ø  Pada uji biuret terdapat proses penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein, dimana Ion Cu2+ dari preaksi biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet .

Ø  Pada uji pengendapan protein dengan etanol, hanya larutan yang memiliki memiliki kisaran pH isoelektrik 4,7 dan pada keisoelektrikan tersebut menyebabkan protein memiliki daya  kelarutan minimum sehingga terjadi pengendapan. Pada praktikum ini larutan buffer yang dapat mengendapkan protein tersebut.























DAFTAR PUSTAKA

Ø  . Agus nurul komarudin.

http://silviahidayantiaskep.blogspot.com./ . 05 April 2013. 21.30 WIB.

Ø  Laporan Biokimia- Protein. Dian Kristanti

http://diankristanti.blogspot.com./  .06 April 2013 .15.53 WIB.

Ø  Praktikumreaksi Uji Asam Amino.Sri – Sri Inportu.


Ø  Penentuan Kualitatif  Protein Dengan Uji Biuret.Suasana Baru.

http://suasanab.blogspot.com./ 06 April 2013 . 21.28 WIB.

Ø  Uji Millon. Alfiani Phio.

http://cappucinophio.blogspot.com./ 05 April 2013 . 05.44 WIB.





                                                                        






























4 komentar:

Dita Febriyanti

terima kasih atas infonya... kunjungi blog ku juga ya....

Unknown

waah... ribet juga ya ...
tapi bermanfaat banget...
thanks... info.a

Unknown

blog.y lucu isi.y bermanfaat banget. mksh ya

Unknown

blognya unyu unyu,, hehe :D

Posting Komentar